Thursday 15 July 2010

TAHUKAH ANDA MENGAPA VAGINA MENGELUARKAN BAU KHAS? INILAH PENJELASANNYA


Copulin, senyawa bau badan wanita paling tajam, banyak terdapat dalam getah vagina. Jika diurai, senyawa copulin berisi tiga jenis asam, yakni asam asetat (acetic acid), asam propanoat (propanopic acid) dan asam butanoat (butanoic acid), selain hormon golongan androstenol. Beberapa kultur memanfaatkan asam vagina buat bikin lelaki semakin rajin greng.

Tahukah Anda bahwa dinding vagina dan cervix memproduksi sekresi yang berwarna putih atau sedikit kekuningan? Tahukah Anda bahwa sekresi ini normal dan merupakan pertanda sehatnya daerah sekitar vagina?

Rasa dan aroma sekresi vagina ini juga bervariasi, sesuai dengan siklus menstruasi dan tingkat rangsangan yang diterima seorang wanita. Dalam buku berjudul Our Sexuality karya Robert Crooks dan Carla Baur disebutkan, dalam suatu penelitian terhadap pria disimpulkan bau sekresi vagina selama ovulasi lebih menyenangkan daripada waktu lain dalam siklus bulanan.

Kimia alami vagina dan seimbangnya jumlah bakteri sangat penting untuk mendapatkan mucosa yang sehat. Kimia alami itu normalnya sedikit asam, dengan pH 4,0 sampai 5,0.

Akibat Cuci Vagina

* Beragam faktor dapat mengganggu keseimbangan kimia alami ini dan menimbulkan problem pada vagina.

Yang paling banyak menjadi penyebab adalah terlalu seringnya seorang wanita mencuci (mengeringkan bagian dalam vagina) dan menggunakan cairan atau semprotan pembersih daerah kewanitaan.

Pandangan kultural yang negatif tentang organ seksual perempuan, ditambah dengan beragam iklan yang menyesatkan, telah membuat para wanita begitu keras mengusahakan supaya daerah sekitar vaginanya dalam keadaan kering, dengan cara membersihkan atau menghilangkan kelembaban dan sekresi yang sesungguhnya berjumlah dan beraroma normal itu, demi keuntungan bisnis semata-mata.

Bagaimanapun, seringnya mencuci vagina dapat menyebabkan keseimbangan kimia alami di daerah vagina terganggu. Akibatnya, kejadian infeksi pun meningkat.

Berbagai semprotan atau cairan pembersih vagina dapat menyebabkan iritasi, reaksi alergi, infeksi, rasa terbakar, lecet pada paha, dan berbagai masalah lainnya. Padahal, yang diperlukan sebetulnya hanya mandi bersih, termasuk daerah selangkangan, menggunakan sabun biasa.

Infeksi Vagina

* Jika keseimbangan alami daerah sekitar vagina terganggu, organisme asing masuk, infeksi vagina (vaginitis) bisa terjadi.

Beragam faktor dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ini, antara lain penggunaan antibiotik, panas dan basah akibat penggunaan pakaian dalam dan nilon, stres, diet tinggi karbohidrat, perubahan hormonal dan kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, iritasi kimia, dan koitus tanpa lebih dulu terjadi lubrikasi (saat berhubungan intim vagina dalam keadaan kering).

Pada umumnya wanita bersangkutan dapat merasakan tanda-tanda terjadinya infeksi vagina. Antara lain gatal-gatal dan iritasi di daerah vagina dan vulva, bau yang tidak biasa, dan nanah.

Berikut ini beberapa saran mencegah infeksi vagina tanpa menggunakan obat:

1. Makan menggunakan metode gizi seimbang, rendah gula.
2. Menjaga kesehatan secara umum dengan cukup tidur, berolahraga, melepaskan tekanan emosi.
3. Menjaga kebersihan secara teratur dengan:

a) mandi secara teratur menggunakan sabun yang lembut;
b) mengeringkan tubuh dengan handuk dan arah depan ke belakang (dari arah vulva ke anus);
c) memakai pakaian dalam bersih dari bahan katun (bahan nilon terlalu menyimpan panas dan menimbulkan kelembaban berlebihan yang mendorong tumbuhnya bakteri);
d) menghindari penggunaan cairan atau semprotan pembersih vagina, kertas toilet berwarna, mandi busa, dan handuk milik orang lain;
e) pastikan bahwa tangan maupun kelamin pasangan seksual Anda bersih dan sehat.

4. Pastikan bahwa Anda telah mengalami lubrikasi (basah) secara alami sebelum terjadi koitus. Jika tidak dapat secara alami, gunakan lubrikan yang larut air.

5. Gunakan kondom saat berhubungan seksual, terutama jika Anda tidak yakin bahwa diri sendiri maupun pasangan Anda hanya berhubungan dengan satu orang yang sama.

Melakukan pemeriksaan sendiri daerah sekitar vagina sangat disarankan, supaya Anda segera tahu apakah ada infeksi atau tidak. Biasanya terjadi perubahan pada warna daerah sekitar vagina menjadi lebih merah, kadang disertai bau yang kurang sedap maupun rasa gatal.

sumber :www.kaskus.us

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...