Data statistik tindak pemerkosaan di Afrika Selatan sangat mengejutkan. Disebutkan bahwa wanita diperkosa setiap 26 detik. Akibatnya, angka kasus perkosaan di Afrika Selatan sangat tinggi. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena tingginya kasus perkosaan bisa menyebabkan angka depresi wanita, dan penularan penyakit seksual, HIV dan AIDS terus meningkat.
Tingginya kasus pemerkosaan ini menginspirasi Dr. Sonette Ehlers menciptakan kondom anti-perkosaan. Ia membuat Rape-aXe kondom untuk melindungi wanita dari perkosaan. Hal lain yang mengsinspirasinya membuat kondom tersebut adalah ada seorang korban perkosaan yang mengungkapkan "Kalau saja ada gigi 'di bawah' sana".
Cara kerja kondom ini memang berbeda dari kondom wanita biasa. Bentuknya seperti tampon yang dimasukkan ke dalam vagina. Ehlers mengungkapkan kondom ini nyaman dan aman digunakan. Dan, ketika ada pria yang berniat memperkosa, akan ada pengkait kecil yang akan melukai penis, dan rasanya sangat menyakitkan bagi pria tersebut.
Dan, Ehler juga menjelaskan, pemerkosa bisa diidentifikasi, karena hanya dokter yang bisa melepaskan kondom tersebut.
Meskipun latar belakang pembuatan kondom ini untuk menghentikan perkosaan, tetapi banyak kritik yang ditujukan pada Rape-aXe. Yaitu, karena melukai penis, bisa mengeluarkan darah dan dapat menularkan penyakit menular seksual, HIV dan AIDS. Atau, alat tersebut bisa membuat pemerkosa marah dan memicu kejahatan yang lebih sadis.
Rencananya, Dr. Sonnette Ehlers akan memasarkan 30.000 Rape-aXe sebelum "World Cup 2010". Hal ini untuk menekan angka perkosaan yang diperkirakan akan makin meningkat menjelang Piala Dunia.(Sumber: VivaNews)
No comments:
Post a Comment