Jalan-jalan ke Singapura, seakan tak akan pernah merasa puas. Negara kecil di Asia Tenggara yang begitu modern dan liberal ini, banyak menawarkan berbagai hiburan malam yang bisa membuat malam terasa sangat pendek.Bagi orang yang senang berpetualangan di malam hari, Lorong 13 Geylang, tentunya tak mungkin dilewatkan begitu saja . Kawasan ini begitu popular karena merupakan salah satu tempat mencari hiburan malam. Di sini bertebaran panti pijat, karaoke, diskotek, hingga tempat main judi. Jangan kaget pula kalau menjumpai banyak wanita bergerombol di pinggir jalan dengan dandanan mencolok dan minim.
Bila melihat wajah-wajah wanita yang nongkrong di kiri kanan jalan terebut, mereka sepertinya bukan berasal dari satu bangsa. Ya memang, para wanita ini datang dari berbagai negara, seperti Cina, Uzbekistan, Filipina, Thailand, Vietnam, Indonesia dan juga ada penduduk lokal. Mereka rata-rata berkulit putih bersih dan bermata sipit. Pelacuran di Singapura memang sangat terbuka. Tidak ada lokalisasi. Mereka bebas menjajakan dirinya di pinggiran jalan, bahkan di tengah kota. Pelacuran di sini pun dilegalkan, jadi jangan harap bisa melihat kejar-kejaran antara Tibum dan pelacur.
Katanya Lorong 13 Geylang menjadi kawasan pelacuran sudah sejak tahun 1819. Di Lorong 13 ini, semakin malam, akan semakin ramai. Para pelacur pun semakin gencar menawarkan “dagangannya”, sampai-sampai ada yang memprlihatkan buah dadanya yang putih mulus.
Namun, sebenarnya tidak hanya Lorong 13 saja, yang ramai dengan para wanita nakal ini. Anda bisa juga menemukan di Lorong 10 dan 12 misalnya. Di sini kebanyakan yang mangkal dalah pelacur-pelacur Indonesia yang berasal dari Kepri terutama Batam.
Meski termasuk pelacur jalanan, tarif pelacur di negeri Singa ini cukup mahal. Mulai 30 hingga 80 Dolar Singapura. Biaya tersebut belum termasuk sewa kamar hotel. Kalau mau lebih murah atau gratis, pacari saja, ya.
http://circle888.blogspot.com/2010/04/night-in-lorong-13-geylang.html
jadi pengen ke singapore nih
ReplyDelete